SAMBUTAN DIREKTUR AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA DALAM WISUDA DIPLOMA III KEBIDANAN TH.2011
04-10-2011 02:07:18

Pembangunan kesehatan pada saat ini dapat dinilai telah berhasil; masalah kesehatan anak Indonesia terus membaik. Angka kematian balita, bayi, maupun neonatal terus menurun pada tahun 2007 (SDKI). Angka kematian bayi, menurun dari 68 menjadi 34 per 1.000 KH (kelahiran hidup) pada periode yang sama. Angka kematian neonatal menurun dari 32 menjadi 19 kematian per 1.000 KH. Sementara target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 32/1.000 KH untuk Angka Kematian Balita dan 23 per 1.000 KH untuk angka kematian bayi. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI , angka kematian ibu menurun dari 307 per 100.000 KH pada tahun 2002 menjadi 228 per 100.000 KH pada tahun 2007. Diharapkan target tahun 2014 adalah 110 per 100.000 KH. Salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan dalam hal ini adalah tenaga bidan yang profesional. Secara nasional persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga bidan meningkat dari 77,34 persen pada tahun 2009 terus meningkat menjadi 82,3 persen pada tahun 2011.
Untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, salah satu terobosan baru Kementerian Kesehatan adalah melalui Jaminan Persalinan (Jampersal). Jampersal merupakan pelayanan paket kesehatan berupa kontrol terhadap ibu hamil (antenatal), persalinan, kontrol setelah melahirkan (postnatal) dan pelayanan keluarga berencana. Paket ini berlaku untuk persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, mulai dari Polindes, Puskesmas dan rumah sakit pemerintah di kelas tiga. Dengan demikian tenaga bidan yang profesional sangat diperlukan didalam mewujudkan program pemerintah tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan bidan kesehatan di daerah, Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program peningkatan pengiriman tenaga kesehatan termasuk di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Terpencil. Saat ini jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti program tersebut berjumlah 3.020 dokter umum, 904 dokter gigi, 86 dokter spesialis/dokter gigi spesialis, dan 28.968 bidan. Oleh karena itu tenaga bidan yang profesional dan mandiri untuk masa depan sangat dibutuhkan; hal ini sesuai dengan MDGs dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi persalinan (neonatal) harus ditolong oleh bidan.
Selama 6 tahun penyelenggaraan pembelajaran, Akademi Kebidanan Yogyakarta telah meluluskan 398 bidan profesional dan mandiri dan sebagian besar semua lulusan telah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan profesinya sebagai bidan pelaksana, baik di instansi pemerintah sebagai PNS maupun di lembaga pelayanan kebidanan swasta, bahkan telah banyak yang membuka usaha Bidan Praktik Swasta.
Untuk tahun 2011 telah dinyatakan lulus 138 mahasiswa yang sekarang ini tanggal 27 September 2011 diwisuda dan disumpah sebagai bidan; dari 138 bidan baru tersebut semua lulus dalam 6 semester; dan yang mendapatkan predikat dengan pujian sebanyak 4 lulusan dengan IPK tertinggi 3,68. angka tersebut tertinggi dari semua lulusan. Dengan demikian bidan baru yang telah disumpah oleh Ketua IBI Daerah Istoimewa Yogyakarta harus siap menjalankan profesinya dengan dilandasi oleh nilai - nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
Semoga perjuangan bidan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa mempercepat terwujudnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang tinggi untuk menuju pada perwujudan kesejahteraan rakyat yang adil dan merata.