BERITA

Kisah Bidan dalam Seni Pertunjukan


14-05-2012 02:41:58

Turut membantu kaum hawa saat persalinan, menjadikan profesi bidan sungguh mulia dan menyenangkan. Tetapi bidan juga sering menghadapi godaan yang bertentangan dengan nurani, misalnya dirayu orang tak bertanggungjawab untuk melakukan aborsi.
Oleh mahasiswa Akademi Kebidanan Yogyakarta (Akbidyo), kisah kehidupan dan peran bidan tersebut dikemas dalam sejumlah seni pertunjukan di Plaza Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta, Sabtu (12/5) malam. Hasilnya cukup Menarik dan menyentuh.

Istri Bartini, S.SiT, MPH, Pembantu Direktur Bidang Akademik menuturkan, dilema dan godaan terhadap bidan disampaikan lewat drama komedi Opera Perawan Jawa (OPJ) dengan judul "Bidanku Kartiniku". Dalam OPJ diceritakan seorang bidan yang dibujuk kekuatan jahat untuk melakukan praktik aborsi, namun sang bidan mampu menolak. Selanjutnya dalam tari kontemporer berjudul 'Partus', mengisahkan peran sejumlah bidan yang sedang memberikan pertolongan terhadap ibu melahirkan. "Tarian itu juga menggambarkan perjuangan berat seorang ibu melahirkan anaknya. Pesan moralnya, agar anak-anak tidak durhaka terhadap ibu dan menghargai bidan, " terangnya.

Pertunjukan lainnya, paduan suara 'Gita Suara Arimbi' yang melantunkan 'Mars Hidup Sehat', 'Gambang Suling', 'Bunda', 'Cintaku', dan 'Heal the World'. Tarian Medley yang menyajikan tari asal Sumatera, Jawa, Bali, Papua, Kalimantan serta tarian penutup. "Mereka hanya 10 hari untuk mempersiapkan acara ini. Dan Alhamdulillah berjalan lancar, penonton pun sangat banyak," jelas Istri.


Direktur Akbidyo, Drs. Henri Soekirdi, M.Kes. menambahkan, seluruh pertunjukan disajikan mahasiswa Akbidyo untuk menyemarakan Hari Bidan Internasional yang diperingati setiap 5 Mei. Tujuannya, mengkampanyekan bidan ke masyarakat agar masyarakat menggunakan jasa bidan sebaik - baiknya. Juga, para mahasiswa Akbidyo nanti setelah menjadi bidan harus mampu memberi pelayanan terbaik untuik masyarakat. Menjadi bidan yang profesional dan mandiri. "Mahasiswa Akbidyo berasal dari berbagai daerah. Selain ilmu kebidanan, kami juga mendidik mereka dengan pendidikan karakter bangsa. Mereka harus bisa menampilkan potensi seni budaya dari daerah asalnya meski tentang seni budaya tidak diajarkan di kampus," pungkas Henri. (*-2)-o





Lihat Semua Berita