Bidan Desa Dituntut Serba Bisa
21-09-2013 03:36:16

Di daerah pelosok dan terpencil, bidan desa dianggap serba bisa menangani permasalahan kesehatan, termasuk kategori gawat darurat diluar bidang keilmuannya. Untuk itu, penanganan awak kegawatdaruratan yang tepat sebelum merujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit (RS), menjadi faktor penting kebehasilan tindakan medis selanjutnya. Demikian mengemuka dalam pelatihan kegawatdaruratan maternal dan neonatal dan umum, bagi calon lulusan Akademi Kebidanan Yogyakarta (Akbidyo).
Pelatihan diikuti 144 mahasiswa yang sudah di yudisium dan siap diwisuda, berlangsung selama enam hari, senin (16/9) hingga sabtu (21/9) di Balai Diklat Disperindag DIY, Gedong Kuning Yogya. Kegiatan ini bekerja sama dengan PMI Cabang Bantul, menghadirkan beberapa dokter spesialis kebidanan dan spesialis anak sebagai pemateri.
Direktur akbidyo, Drs. H. Henri Soekirdi, M.Kes., didampingi Pembantu Direktur I, Istri Bartini, S.SiT, MPH, menjelaskan pelatihan ini untuk membekali lulusan agar siap menghadapi situasi gawat darurat diluar layanan kebidanan. Terlebih bagi bidan desa yang ditempatkan di daerah tertinggal, keterampilan semacam ini mutlak diperlukan. Keberadaan seorang bidan diharapkan mampu mengangkat kualitas hidup masyarakat.
" Berdasarkan evaluasi lulusan yang ditempatkan di daerah Sorong, Papua Barat, pembekalan kompetensi ini sangat berguna. Keterbatasan tenaga kesehatan di daerah setempat, menuntut bidan deaa harus bisa menangani masalah kesehatan selain kehamilan," jelasnya, rabu (18/9). (Ben)-c