Angkat Janji 244 Mahasiswa Akbidyo
24-12-2013 06:08:17

Sampai saat ini masih ada sejumlah indikator pembangunan kesehatan Indonesia yang sulit dicapai, diantaranya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Untuk mencapai target itu, perlu peran institusi Perguruan Tinggi (PT) pendidik tenaga kesehatan dengan mengoptimalkan proses pembelajaran.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan DIY dr. RA Arida Oetami, M.Kes., pada acara 'Angkat Janji Mahasiswa Akademi Kebidanan Yogyakarta (Akbidyo)', Sabtu (21/12), di Ruang Yudhistira Jogja Expo Center, yang dibacakan Kepala Seksi Bina Tenaga dan Sarana Kesehatan DInkes DIY drg. Yuli Kusumastuti, M.Kes.
angkat janji diikuti 244 mahasiswa Akbidyo semester III, jelang menjalani praktik preklinik. Angkat janji ditandai penyematan pin dan pemakaian tutup kepala (cap) oleh Direktur Akbidyo Drs. Henri Soekirdi, M.Kes. kepada perwakilan mahasiswa. Selanjutnya mahasiswa akan menjalani praktik di sejumlah rumah sakit (RS), rumah bersalin (RB), dan bidan praktik mandiri (BPM), selama enam minggu dari 23 Desember 2013 hingga 1 Februari 2014.
Kadinkes DIY mengatakan, pembelajaran optimal salah satunya dengan pembekalan keterampilan komprehensif atau dikenal dengan pembelajaran secara tuntas. Dalam pembelajaran dengan praktik klinik, mahasiswa tak hanya menguasai ilmu atau keterampilan, tapi diharapkan mampu menghayati setiap peran dan tanggung jawabnya.
"Kami sependapat, sebelum menjalankan praktik ini mahasiswa lebih dulu menjalankan serangkaian tes. Dari hasil tes diketahui seberapa siap mental dan intelektualnya," ujarnya.
Menurut direktur Akbidyo, tujuan angkat janji ini untuk menanamkan jiwa profesionalisme bidan dalam melaksanakan praktik klinik. Tempat pelaksanaan preklinik ada tujuh RS pemerintah, 10 RS swasta, 62 RB dan BPM. Target preklinik meliputi keterampilan dasar praktik klinik, asuhan kebidanan kehamilan, asuhan persalinan, nifas dan asuhan bayi baru lahir. (Ben)-c